foto : Twitter @HumasJateng
Gotong royong merupakan istilah yang tentu tidak asing lagi, istilah tersebut menggambarkan kebersamaan, tolong menolong, interaksi sosial dan rela berkorban.
Gotong Royong ini berasal dari bahasa Jawa, Gotong berarti pikul atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Secara bahasa gotong royong dapat diartikan mengangkat secara bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. (KBBI)
Sikap ini tidaklah bertentangan dengan syariat islam, justru sikap saling peduli dan tolong-menolong menjadi salah satu ciri khas dalam budaya Islam. Hal ini lantaran Allah secara langsung mengamanatkannya dalam Alquran kepada seluruh umat manusia, seperti halnya tercantum dalam Surat Al-Maidah ayat 2, Allah SWT berfirman:
وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْإِثْمِ وَٱلْعُدْوَٰنِ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعِقَابِ
”Dan tolong-menolong lah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat."
Perintah inilah yang membuat tolong-menolong dalam agama ini kerap dijadikan landasan dalam aksi kepedulian. Di Indonesia sendiri muncul lembaga-lembaga yang bergerak di bidang sosial guna membantu mereka yang membutuhkan, sebagai contoh Baznas yang merupakan lembaga resmi dari pemerintah, LazisMu (Muhammadiyah), LazisNu (Nahdlatul Ulama/NU) dan masih banyak lagi.
Disamping lembaga resmi, banyak juga kelompok lain yang ikut berpartisipasi dalam hal sikap gotong-royong dan turut serta mengulurkan bantuan. Bentuk kepeduliannya pun bervariasi dari bantuan dalam bentuk sembako hingga permodalan guna mendukung ekonomi keluarga.
Seperti halnya apa yang dilaksanakan oleh Badan Koordinasi Taman Pendidikan Al Qur'an (BADKO TPQ) Desa Gandasuli Kecamatan Bobotsari baru-baru ini, yang telah menyalurkan santunan kepada anak yatim piatu di Desa Gandasuli yang salah satu tujuannya untuk membantu biaya pendidikan mereka terutama di masa pandemi covid-19 sekarang ini.
Beberapa bulan yang lalu, Gubernur Jawa Tengah, Bapak Ganjar Pranowo, juga meluncurkan program Gerakan 'Jogo Tonggo', yang mana sasaran dari program tersebut adalah jaring pengaman sosial dan keamanan serta jaring ekonomi, tujuannya adalah agar saling berbagi saling membantu sesama saat pandemi covid-19.
Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, Rasulullah saw pernah bersabda :
“Siapa yang melapangkan satu kesusahan dunia dari seorang Mukmin, maka Allah melapangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Siapa memudahkan (urusan) orang yang kesulitan, maka Allah memudahkan baginya (dari kesulitan) di dunia dan akhirat. Siapa menutupi (aib) seorang Muslim, maka Allâh akan menutup (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba tersebut menolong saudaranya...” (HR Muslim)
Dalam tradisi orang NU, gotong royong merupakan kegiatan yang masih dilakukan sampai saat ini, warga akan berbondong bondong memberikan yang terbaik apabila diminta, baik tenaga, waktu bahkan hasil bumi dan hewan ternak demi ikut mensukseskan suatu kegiatan.
Sudah barang tentu, gotong royong merupakan tradisi yang baik yang sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh agama, karena didalamnya terdapat nilai nilai positif diantaranya, nilai kebersamaan, nilai persatuan, tolong menolong, rela berkorban dan adanya sikap bersosialisasi antar warga.
Memberikan sesuatu kepada orang lain tidak akan membuat kita menjadi rugi, justru Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda. Semua hanyalah titipan yang suatu saat akan diambil oleh pemiliknya yaitu Allah swt.
Wallahu a'lam.
Oleh : Much Yulianto
Komentar
Posting Komentar